Tahun 2017 nampaknya matahari bakal bersinar cerah. Kalaupun ada mendung-mendung sedikit, itu memang seharusnya kan, panas yang berlebihan pasti bikin gerah. Mengapa saya yakin 2017 bakal lebih cerah daripada 2016? Sederhana saja, karena saya ingin 2017 lebih baik. Ketika semua penghuni rumah ingin rumahnya bersih, maka bisa dipastikan rumah akan bersih, karena semua penghuni akan bekerja sama membersihkan rumah. Begitulah.
Saya pernah membaca
mungkin di era tahun 90an, ada ahli matematika yang mengamati peluruhan
pasir kemudian menerangkan model matematis peluruhan pasir. Simpulannya,
peluruhan pasir adalah gerakan yang berpengaruh dari atas sampai bawah. Model
ini, konon kata si ahli, bisa
diaplikasikan untuk peramalan secara lebih cermat dalam bidang apapun, termasuk
dalam ilmu ekonomi. Misalnya menghitung dampak kebijakan ekonomi dari penggerak
ekonomi yang tertinggi sampai di akar rumput masyarakat.
Lantas apa hubungannya peluruhan pasir dengan ekspektasi
konsumen di 2017? Begini. Setiap bulan Bank Indonesia melakukan survei untuk
mengukur Indeks Keyakian Konsumen (IKK).
Sederhananya, ini semacam alat ukur seberapa yakin konsumen dalam hal
ini masyarakat negara kita menghadapi perekonomian untuk waktu yang akan
datang. IKK dibentuk oleh dua pengukuran, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
(IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen.
Nah, saya termasuk yang percaya dengan teori peluruhan gunung pasir di
atas. Bila kebanyakan konsumen merasa tidak yakin dengan kondisi perekonomian
saat ini dan berpikir negatif untuk ke depan, maka perekonomian pun akan
digerakkan secara negatif. Akan banyak sumber daya menganggur, karena
masyarakat yang tak yakin dengan kondisi mendatang, pasti akan menunggu.
Menunggu, berarti tak ada yang bergerak. Berbeda halnya bila masyarakat yakin
dengan kondisi yang akan datang. Mereka akan melakukan investasi dan berbagai
hal positif untuk mendorong perekonomian. Sesederhana itu.
Sekarang kita bicara data. Laporan Survei Keyakinan Konsumen yang
disajikan Bank Indonesia untuk bulan November dan Desember 2016 ini menunjukkan
penurunan dibandingkan bulan Oktober. Hal serupa terjadi di tahun 2015. Tahun
lalu bulan Oktober dan November, IKK
mengalami penurunan, bahkan mencapai negatif. Padahal bulan-bulan sebelumnya
IKK masih positif. Kita tahu, bahwa kondisi perekonomian Indonesia untuk 2016
cukup memprihatinkan. Menarik sebenarnya, mengapa di November terjadi penurunan
IKK. Mungkin penggalian lebih dalam kita perlukan untuk mengetahui, apakah itu
sebuah pola, atau hanya kebetulan. Bukankah itu ketika negara kita sedang bangga dengan sukses
Tax Amnesty? Baiklah, kita kembali
tujuan semula saja, membahas IKK. Kita beruntung, tahun ini hanya terjadi pelemahan, dan secara indeks masih positif.
Artinya masyarakat masih optimis dengan kondisi ekonomi 2017. Ini berita yang
sangat baik.
Apa saja yang membuat masyarakat masih yakin dengan keadaan
2017? Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan penurunan indeks terjadi pada
kedua pembentuknya, yaitu keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi saat ini
(IKE) maupun harapan konsumen untuk waktu mendatang (IEK). Yang menarik adalah
penurunan keyakinan di November dan Desember terjadi pada kelompok yang
berbeda. Di November, penurunan keyakinan terjadi pada kelompok penghasilan 1 –
2 juta rupiah, sedangkan di Desember, penurunan keyakinan terjadi pada kelompok
penghasilan 2 – 3 juta rupiah.
Di bulan November, keeyakinan konsumen akan perekonomian
enam bulan ke depan sedikit terangkat karena harapan akan adanya kenaikan
penghasilan dan lapangan kerja, akan tetapi di Desember, harapan akan kenaikan
penghasilan maupun ketersediaan lapangan kerja juga menurun.
Apa yang dapat kita simpulkan? Pertama, meskipun terjadi
penurunan keyakinan, akan tetapi, angkanya tidak negatif. Ini berarti masyarakat masih optimis memandang ekonomi ke
depan, meskipun tingkat ke-optimisan-nya menurun dibandingkan bulan Oktober dan
November. Kedua, yang paling penting dari ini, adalah, seperti saya sampaikan
di awal tulisan, ketika semua anggota keluarga ingin rumahnya bersih, maka
mereka akan bersama-sama membersihkan rumah. Demikian pula dengan kondisi
ekonomi. Ketika semua orang ingin perekonomiannya membaik, mereka akan
bersama-sama membangung ekonomi. Itulah dasar optimisme yang paling utama.
Yang paling menarik bagi pelaku perbankan adalah meskipun
terjadi penurunan keyakinan, tapi, masyarakat masih optimis bahwa tabungan
mereka akan bertambah demikian juga dengan pinjaman. Ini berarti masyarakat masih optimis. Mereka
yakin masih akan meningkatkan pinjaman, tentu saja karena yakin akan adanya
pertumbuhan bisnis, dan dari pertumbuhan bisnis mereka yakin akan terjadi
peningkatan tabungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar